Selamat Datang Di Blog ini Semoga Bermanfaat... Terima Kasih Kunjungannya

Kamu Suka ini?

PROGRAM BABI SENANG

Anda bicara banyak, mereka sudah berbuat sejak lama
Di milis dan banyak pertemuan, gencar dibicarakan soal melestarikan hutan.

Yang pemerintah sibuk dengan peraturan, yang akademisi sibuk berteori, yang LSM sibuk bikin partai lingkungan.
 Jika berbicara, semua lantang bergemuruh, "kamilah satu-satunya ksatria baja hijau, pembela lingkungan, pengayom masyarakat". Kalau diberi not balok, iramanya beda, cara nyanyinya beda. Yang sama cuma mangap-nya saja.
 Nun jauh disana, utara kalimantan, sekelompok kecil masyarakat Punan, yang menurut pandangan orang luar adalah kelompok orang pinggiran atau KET (komonitas Etnis terpencil) diam-diam menanam pohon. Delapan ribu bibit sudah ditanam, untuk menandai wilayahnya, "juga untuk anak-cucu kami", tidak dengan nada palsu. Menyusul, babi hutan dan hewan-hewan liar mereka senangkan, dengan menanam pohon-pohon buah kesukaan para satwa hutan itu. "babi-babi kami senangkan, supaya mereka bisa menyenangkan kami juga kalau nanti kami buru", terkekeh mereka mengucapkannya.
 Mereka bahkan bertukar cerita, dengan Penan dari negara tetangga, yang sebenarnya bukan tetangga, tetapi keluarga.
 Cerita tentang bagaimana buldoser merusak hutan mereka, bagaimana rencana perkebunan sawit  dan proyek megadams yang menenggelamkan kampung kampung sehingga membuat mereka was-was, bagaimana slogan kabupaten konservasi cuma sebatas poster dan hanya untuk pengumpulan penghargaan belaka.
 Juga cerita tentang air sungai yang semakin cepat keruh, dan banjir yang semakin sering dirasa musim selalu berubah-ubah tanpa bisa di prediksi lagi, bila siang panas nya menyengat kulit. "kalian masih bagus, air kami sudah tak lagi sihat", saudara dari Serawak mengingatkan supaya rajin bersyukur, karena hutan disini masih lebih baik dibanding hutan di negaranya. "minta si anu cepat balik, kami rindu padanya", begitu kalimat perpisahan. Meminta bantuan untuk menyampaikan pada saudara mereka yang belasan tahun tak kunjung pulang kampung. Ternyata, mereka mengenal banyak orang yang sama.

 Sementara di kota-kota, Seminar demi seminar, peraturan demi peraturan, dan barisan orang-orang yang seolah-olah berpihak pada masyarakat hutan, terus saja bergemuruh membendung milyaran uang dolar, ada yang seperti malaikat penolong,,dan berceramah anda tidak boleh menebang hutan, anda akan ditangkap polisi anda melakukan kerja ilegal,anda merusak lingkungan, anda penyebab hutan gundul dan membuat asap sepanjang tahun..dan banyak lagi stempel kepada masyarakat.yang semuanya banyak bicara namun mereka sdh melakukannya

 Punan Indonesia dan Penan Sarawak bertemu, diam-diam saja. "Kami saling belajar saja, siapa tahu ada yang bisa bermanfaat untuk anak-cucu nanti", lirih saja suara itu. [Penan bertemu Punan, Hutan Adiu,anda bicara banyak mereka sudah melakukannya ]


Thomas Wanly
Long Ampung,Malinau 2012

PENGAKUAN WILAYAH DAN MASYARAKAT ADAT..

dadblogprov.blogspot.com: MATERI KETUA MK PENGAKUAN WILAYAH DAN MASYARAKAT A...: CERAMAH KETUA MAHKAMAH KONSTITUSI, Dr. M. Akil Mochtar, S.H., M.H. PADA RAPAT KERJA NASIONAL MAJELIS ADAT DAYAK NASIONAL TAHUN 20...

Postingan Popular

KOMPAS News Regional

Berita Lingkungan Nasional

Lowongan Kerja di Kalimantan Tengah